Home  |  Resume  | 

Dukung Indonesia Sejahtera Melalui Training GRATIS Salesmanship dengan Donasi Anda...

Jumat, April 25, 2008

Daftar Nama = Asset

Halo Warriors,

Apa kabar semua ? Sehat & bahagia ? Harapan saya anda semua seperti itu...Bagaimana pengalaman kemarin, sudah di-call semua daftar nama anda ? Apa yang anda dapatkan dari hasil call kemarin ? Cercaan ? Hinaan dan ledekan ? Atau pujian ?...Hehehe...Apapun hasilnya, anda tetap luar biasa...Kenapa ? Anda telah melakukan suatu hal yang anda takutkan sebelumnya...Anda hebat karena berhasil melampaui rasa takut anda...GREAT !!! Why ? Tidak banyak...Ya, tidak banyak orang yang bisa melampaui rasa takut...Hanya orang sukses, seorang Warrior yang bisa...SELAMAT !!! Anda telah meraih SUKSES satu tahap lebih maju...

Balik ke daftar nama. Banyak sekali orang tidak menyadari betapa BERHARGA daftar nama...Banyak yang menyia-nyiakan...Kenapa ? Hanya ada 2 kemungkinan...Tidak punya rencana dalam hidup atau terlalu fokus dengan sasaran, terutama yang jangka pendek atau menengah...Yah, yang namanya terlalu pasti banyak kurangnya...Bingung ? Nanti anda akan tahu dan mengerti...Kalau anda dihadapkan pada 2 kondisi tersebut saat ini, anda akan kehilangan moment untuk melihat peluang-peluang baru...Anda tidak tertarik untuk bicara tentang hal-hal yang tidak cocok dengan fokus anda...

Pernah gak anda bayangkan, misalnya anda bertemu dengan seseorang, anggap namanya Pak Agus...Pak Agus memiliki bidang kerja atau usaha yang bertolak belakang dengan apapun fokus anda selama ini...Pernah berpikir kalau temannya dari temannya teman pak Agus, adalah orang yang sangat berpotensi dalam bekerja sama dengan anda, yang akan membawa sukses pada anda ? Anda tidak pernah tahu...Apalagi kalau anda tidak membuat progress dalam relasi dengan pak Agus...Bagaimana pak Agus bisa percaya pada anda dan mau mengenalkan teman dari temannya teman beliau ? So, sudah bisa lihat, daftar nama adalah asset anda ? Sekali lagi INGAT...jangan pernah berpikir untuk MEMANFAATKAN mereka, buang jauh2 hal itu...Tanamkan mindset untuk menambah relasi, banyak teman...BANYAK TEMAN adalah BAIK...

Ok, Warriors...Selamat berjuang, perbanyak asset anda...Ingat, terkadang peluang terbungkus dengan bungkus koran yang dekil, sehingga anda tidak tertarik padahal dalamnya ada batu permata yang anda cari selama ini...

Best regards,

Anton Karya
SalesForce Motivator
http://www.antonkarya.co.cc
0818922388 / 021-32122188


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

Rabu, April 23, 2008

Pasar Seni..oh Pasar Seni

Minggu kemarin sembari mengambil waktu untuk membangun relation dengan keluarga, saya bersama anak & istri serta kedua orang tua pergi mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol. Kebetulan juga kami sedang memperingati 1000 hari meninggalnya Opa tercinta. Kebiasaan yang dilakukan orangtua adalah tebar kembang di pantai. Untuk masuk kedalam TIJA, kami berenam harus membayar Rp. 87.000,- termasuk dengan kendaraan...Hmm, lumayan yah untuk masuk gerbang tok...

Kami sampai di sana sekitar pukul 13.00, jadi ya agak terik juga matahari...Kasihan sih anak-anak ditambah juga kami lapar karena belum makan siang, akhirnya kami putuskan untuk cari tempat makan siang. Sebetulnya di Ancol banyak tempat untuk makan siang, tetapi banyak fast food...Kami coba cari yang lebih baik, sayang juga yah makanannya sih lumayan menguras dompet...Sempat berkeliling berputar di dalam TIJA, akhirnya kami putuskan untuk mengunjungi Pasar Seni.
Kembali teringat kenangan 20 tahun yang lalu, kami sekeluarga sering sekali pergi ke TIJA...Dulu sih belum banyak mal seperti sekarang, jadi terasa sekali betapa nikmatnya Ancol...Suasana pantainya, kolam renangnya...Wuih, iiiiiinnndaaaaaaaaahhhhhhhhh sekaliiiiiiiiiii...........Akhirnya kami sampai di pelataran parkir Pasar Seni...Turun dari mobil, menjejakkan kaki ke halaman Pasar Seni...Mmm, ada sesuatu yang beda...Spiritnya berbeda sekali dengan 10 - 20 tahun yang lalu...Roh kehidupan Pasar Seni seperti redup rasanya, kurang sekali daya magisnya seperti dulu...


Akhirnya kami menemukan juga rumah makan yang masih buka di Pasar Seni, yang lainnya sudah pada tutup...Kalah bersaing dengan Mal-mal yang bertebaran di seluruh penjuru Jakarta Raya ini...Para pekerja seni di sana sebagian besar masih buka "praktek"...Suatu waktu ingin kembali untuk ngobrol dengan mereka lebih dalam lagi...Kami pesan makanan yang cepat tersedia ( fast food ? )...Itu loch, Gado-gado, Karedok, Es Kelapa Muda...Mmm, coba bayangkan Es Kelapa Muda, di tepi Pantai yang cukup panas ? Nyam, nyam, nyam...


Menunggu makanan terhidang, anak - anak saya berlari kesana - kemari...Lalu berteriak untuk minta diambil fotonya di dekat sebuah taman bundaran...Hei, ada yang menarik...Di tengah bundaran tersebut terdapat sebuah batu besar, seperti sebuah monumen...Di atas batu tersebut terdapat tulisan yang sangat menarik, kalau tidak salah ditulis dan ditandatangani oleh Pak Ali Sadikin, Gubernur Jakarta tahun 1977 ...Wah, dahsyat sekali...Seharusnya disini perlu lebih sering diadakan lagi kegiatan - kegiatan yang fantastis...




Akhirnya makanan yang ditunggu pun tiba...Sambil menikmati Es Kelapa Muda dan Karedok, eh ternyata ada tulisan - tulisan menarik pada meja makan...Lucu juga, mengobati rasa makanannya yang memang agak kurang rasa...Pasar Seni, yang dulu sempat jadi kebanggaan sekarang menjadi sangat sepi sekali...Memang kurang begitu tau hari Sabtu atau Minggu, tetapi melihat keadaan sekarang sepertinya kondisinya tidak berbeda jauh...Ada usul sedikit, bagaimana kalau sekali - sekali kita berkumpul di Pasar Seni ? Festival Motivasi ? Hmmm...Sempat membayangkan kayaknya seru juga tuh...


Yah, sepertinya sih melihat keadaan Indonesia sekarang ini, tema Back to Nature cukup baik...Memperkenalkan dan mendekatkan anak - anak kita, masa depan Indonesia, untuk rekreasi lagi di Pantai...Anak - anak saya sangat exciting sekali di sini...Selain itu kita juga bisa membangkitkan lagi semangat para pekerja Seni disana untuk berinovasi dan berkreasi lebih lagi...








Salam Warrior,




Anton Karya
SalesForce Motivator

Selasa, April 22, 2008

Relationship Corner with DR. Gary Chapman - Living with a Workaholic

Many wives ask me, “Dr. Chapman, how do you live with a workaholic husband?" They will talk about a husband who spends long hours at work and short hours at home. He sees his children only when they are asleep, and his wife sees him only when he is exhausted. The workaholic doesn’t understand why his wife is not happy with his accomplishments and all the material things that he provides. She, on the other hand, is dying for a relationship. This week we will explore the possibility of bringing balance into the life of the workaholic.

Praise & Criticism

The workaholic is usually well respected in the community, and he often receives accolades from his employer. On the other hand, his wife is likely critical of him because he invests so little in their relationship. Her criticism is part of the problem. Oh, I understand why she is critical. But when she criticizes him, or his job, she is criticizing the one thing in life that brings him recognition. Her criticism strikes at the heart of his self esteem.

Let me suggest a better approach. Stop being critical of his work. Praise him when he receives awards at work. Then request that he do something with you and the children. When he does, and he will, then give him praise. Praise him for little and you will get more.

Deep Roots

Many workaholics are suffering from a deep sense of inferiority. Work is an effort to overcome these feelings of inferiority. Many workaholics also feel unloved, and understanding this should help a spouse know how to minister to the workaholic. He certainly does not need condemnation, but rather praise.

The Return to Intimacy

If you want to pull the workaholic away from his job, let him know that you admire his success. Tell him that you realize that you have been negative toward his work, because your own needs have not been met, not because he is a bad husband. Tell him that you believe he can both meet your needs and be successful in his vocation. Now you are on his team and will likely find intimacy returning to the marriage.

Excerpt taken from chapter 5 of Desperate Marriages: Moving Toward Hope and Healing in Your Relationship by Gary Chapman. To find out more about Gary Chapman's resources, visit www.fivelovelanguages.com.

Leadership Corner by Dr. John C. Maxwell - Finding Joy

The pursuit of happiness. It's one of our unalienable rights spelled out in The Declaration of Independence, but what does it mean to pursue happiness? When so many of us are unhappy and empty, how can we find joy?

To begin with, we must learn to reconcile the ambition to do with a willingness to be.

As change agents, leaders sense all is not well in the world. We see problems and search for solutions. Yet, if we only focus only on what is wrong, we miss the joy of the blessings in our lives - family, friendship, health, and freedom. We have to offset our discontent with the status quo by finding contentment in the life we have been given.

As leaders, we are lean and hungry, looking for opportunities to improve and grow. However, we find joy by being comfortable in our own skin. Happiness comes when we learn to take pride in our talents and to smile at our quirks.

We have an inner drive to do something - a restlessness to make something happen. At the same time, joy is discovered in the peaceful quiet of a soul at rest. Alongside our restlessness for change, we have a need for relaxation and recreation.

We won't fully experience joy until we've answered life's biggest question: Why am I here?

Without a life purpose, we flounder around without direction or joy. Life coach SuEllen Williams encourages clients to write out their life story in five-year increments, noting life-altering events and influential people. During the exercise, clients will often discover a predominant theme that has brought them fulfillment. By re-aligning with what has brought meaning in the past, Williams feels her clients put themselves on track toward the pursuit of happiness.

If we don't nourish ourselves, joy will elude us.

We nourish ourselves whenever we enter into activities that build our energy reserves. Consider this list of common nourishment sources:
  1. Music - What songs lift me?
  2. Thoughts - What thoughts speak to me?
  3. Experiences - What experiences rejuvenate me?
  4. Friends - What people encourage me?
  5. Recreation - What recreation re-creates me?
  6. Soul - What spiritual exercises strengthen me?
  7. Hopes - What dreams inspire me?
  8. Home - What family members care for me?
  9. Giftedness - What gifts activate me?
  10. Memories - What memories make me smile?

To find joy, we must clean up our vocabulary.


We pursue happiness when we banish the shoulda, coulda, wouldas in life and decide that everything is fine the way it is. To reconstruct our vocabulary, it's important to understand the difference between facts of life and problems. A fact of life is something we cannot change, but we can adjust our attitude about it. A problem is something we can change, and becomes possible when we take responsibility to fix it.


To discover joy, it's important to celebrate success.


Timing is critical to celebration. Be sure to celebrate after the fact and not before the job is done.


The Kentucky Wildcat football team learned this lesson the hard way. In 2002, the Wildcats led the heavily favored Louisiana State Tigers 30-27 with two seconds left to play. The Tigers had the ball, but they were 75 yards away from the end zone - an impossible distance to cover in one play.


Wildcat players dumped Gatorade on their coach to celebrate the win. Kentucky students poured out of the stands and waited to charge onto the field after the final whistle. The Kentucky quarterback waved his arms toward the adoring fans in a salute of victory.


Then, the impossible happened. The LSU quarterback lofted the football as far as he could throw it. The ball bounced off the fingertips of a mob of players, and landed in the waiting arms of an LSU receiver who raced to the end zone! LSU had won the game on a desperation pass!


Shocked and silent, the Kentucky fans were left to stare at their soggy coach as the LSU Tiger players celebrated their stunning, last-second victory.


In closing, happiness doesn't always find us, we have to pursue it. Doing so involves a number of steps:

  1. Willingness to Be Who We Are
  2. Searching for a Life Purpose
  3. Nourishing Ourselves Regularly
  4. Cleaning Up Our Vocabulary
  5. Celebrating Success


I hope I've given you some helpful tips on chasing down joy. Best wishes as you pursue happiness!

Kamis, April 10, 2008

Apa Kata Dunia Kalo Jadi Sales-UMUMKAN dan CARI TAHU AJA

Hey Warriors,

Apa kabar ? Sudah lama memandang tulisan tentang impian, gambarnya, visualisasi tentang kalau sudah punya, merasakannya...Ok, terus ngapain lagi ? Apa harus begini terus, kapan jalannya ? Yup, memang harus sudah dimulai...Terus basic skillnya mana ? Sabar...sabar...Let me show you the way...

Masih ingat dengan buku daftar alamat, buku kartu nama, buku perpisahan kenang-kenangan sekolah ? Hah ? Gak tau ada dimana ??? Ok, tenang...tenang...cari aja dulu...Hmm, sebetulnya ada yang paling dekat, HANDPHONE Anda...Khan ada phone booknya tuh...Udah mulai buka ? Ok, good lah kalo gitu...

Kalau sudah terlihat didepan mata, coba mulai cari ballpoint, pensil atau apapun yang bisa dipakai untuk tulis dan cari juga satu buah buku kosong...Wah kalo gak punya gimana ? Ok, fleksibel aja...Cari dulu kertas kosong satu lembar, nanti beli aja buku tulis kosong untuk disalin ulang...Sudah ketemu ? Ok, sekarang tulis aja semua nama yang ada di phone book ke dalam buku atau kertas itu...Semua ya...Wah, cari gara-gara, udah ada di HP ngapain harus ditulis lagi di buku ? Udah enak tinggal pencet nama, eh musti ditulis juga....@*#!?HK%...

Warriors, tenang...Budaya instan memang memudahkan kita...tetapi tidak semua membuat kita berkembang sebagai manusia yang Total Success...Tujuan menulis itu untuk menstimulasi otak kita untuk kembali mengingat tentang sang Pemilik Nama yang ada di HP kita itu, sekaligus mengingatkan bawah sadar bahwa kita sedang dalam proses mau berubah jadi yang lebih baik...So, please open your heart and let me show you the way...Nah, menulis itu akan menjadi trigger untuk bisa memvisualisasikan kembali hal-hal unik yang terjadi dalam hubungan dengan Pemilik Nama dalam HP anda...

Setelah selesai anda tulis nama-nama tersebut seluruhnya dan mengingat kejadian uniknya, nyalakan deh HP anda...Ketik nomor atau nama mereka dan....HUBUNGI MEREKA...Lah...koq ??? Yup, hubungi segera mereka, gak usah semuanya....Cukup 20 orang dulu misalnya...Ingat ya, bicarakan Family, Occupation, Recreation / Kegemaran mereka dan Money...dan tentang mereka, bukan tentang anda ya...Gunakan prinsip 80/20...Anda bicara 20% dari keseluruhan pembicaraan...Revisiting lagi tentang kejadian unik...Nah, 20% itulah yang anda pakai sebagiannya untuk mengumumkan bahwa anda sedang berkarir di bidang SALES...Ingat ya...hindari menjual saat itu juga...Gunakan kesempatan itu untuk menjalin relasi dulu...Ajak mereka bertemu...

Kenapa harus ya dengan orang yang kita kenal dulu ? Akan jauh lebih mudah bicara dengan mereka karena sudah ada relation sebelumnya, sehingga proses Rapport akan lebih cepat...Selain itu, skill komunikasi yang diperlukan juga hanya yang biasa dalam pertemanan...Ok Warriors ? Selamat mengumumkan pada dunia ya...

Just believe, MELAKUKAN LEBIH MUDAH DARI TIDAK MELAKUKAN...

Salam Warrior !!!

Best regards,

Anton Karya
SalesForce Motivator
http://www.antonkarya.co.cc
0818922388


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

Halo Anton...

*Nama:
*E-mail:
* wajib diisi
Pesan