Home  |  Resume  | 

Dukung Indonesia Sejahtera Melalui Training GRATIS Salesmanship dengan Donasi Anda...

Senin, Maret 30, 2009

"LIHAT" dan "PIKIR" sebelum "MELAKUKAN" = mencapai keberhasilan yang lebih baik dari yang telah Anda dapatkan sekarang !

Untuk tumbuh dan berhasil dalam karir penjualan Anda, Anda harus mendapatkan melewati mentalitas dari "membuat lebih banyak penjualan," "kena kuota saya", "akhir bulan," "akhir kuartal" atau "saya berencana membuat. " Bukan berarti Anda tidak boleh "Kejar Target, melainkan bahwa Anda harus berpikir diluar itu semue dan melihat diluar itu semua untuk sukses penjualan di tingkat yang Anda inginkan.

Pemikiran dan visi adalah dua elemen penting dalam pertumbuhan, baik dari pertumbuhan perusahaan, pertumbuhan karir, atau pertumbuhan pribadi.

Bagaimana Anda melihat sesuatu?
Apakah Anda melihat gambar besar atau komisi?
Apakah Anda melihat gambar besar atau penjualan?
Apakah Anda melihat gambar besar atau kuota?
Apakah Anda melihat gambar besar atau cold calling?
Apakah Anda melihat gambar besar atau pekerjaan Anda?
Apakah Anda melihat gambar besar atau masalah besar?
Apakah Anda melihat gambar besar atau keluhan besar?
Apakah Anda melihat gambar besar atau ekonomi saat ini?
Apakah Anda melihat gambar besar atau harga bensin?

Bagaimana pendapat Anda tentang hal?
* Apakah Anda bangun di pagi hari dan berpikir tentang cuaca, atau apakah anda berpikir tentang keadaan pikiran dan cara untuk memastikan hari yang positif?
* Apakah Anda menghidupkan TV tanpa berpikir, atau apakah Anda membaca beberapa halaman dari sebuah buku untuk mendapatkan ide ?
* Apakah Anda tentang lalu lintas di jalan sewaktu pulang atau pergi bekerja, atau panggilan pertama penjualan pada hari dan bagaimana ia akan berhasil?
* Apakah Anda tentang prospekting dan daftar nama, atau membangun hubungan untuk mendapatkan referensi ?

Jika Anda "melihat" karir Anda dengan visi yang tepat, dan Anda "berpikir tentang" tindakan Anda dengan visi yang tepat, makaAnda mengarah menuju keberhasilan daripada hanya "angka." Dan Anda akan menuju arah "terbaik" bukan hanya "penjualan."

Angka penting, tetapi dengan visi yang benar Anda lebih cepat meraihnya dari pada melakukan cold calling berikutnya.

Daftar berikut ini merupakan pembuka mata dan pikiran. Saya meminta Anda untuk membaca, memahami, menerapkan, dan menjadi ahli di setiap elemen dan karakteristik dari GAMBARAN BESAR

GAMBARAN BESAR adalah memberikan nilai.
GAMBARAN BESAR adalah memiliki sikap yang besar setiap hari.
GAMBARAN BESAR adalah percaya apa yang anda lakukan.
GAMBARAN BESAR adalah melayani tanpa mengukur apa yang akan didapat.
GAMBARAN BESAR adalah mendapatkan referensi.
GAMBARAN BESAR adalah membangun sebuah hubungan.
GAMBARAN BESAR adalah berpikir jangka panjang.
GAMBARAN BESAR adalah dengan membuat keputusan berdasarkan pada model orang yang Anda inginkan.
GAMBARAN BESAR adalah memiliki reputasi besar.
GAMBARAN BESAR adalah menjadi relawan dan membantu masyarakat.
GAMBARAN BESAR adalah menciptakan nilai pada keluarga dan masyarakat.
GAMBARAN BESAR adalah prestasi.
GAMBARAN BESAR adalah perbaikan.
GAMBARAN BESAR adalahg berjuang untuk menjadi terbaik.
GAMBARAN BESAR adalah yang mendedikasikan diri Anda kepada pembelajaran seumur hidup dalam penjualan, pelayanan, dan sikap.
GAMBARAN BESAR adalah komitmen Anda sendiri terhadap keberhasilan dan kesempurnaan.
GAMBARAN BESAR adalah mencintai apa yang Anda lakukan.

Berapa banyak waktu yang Anda sisihkan terhadap komitmen untuk berpikir tentang GAMBARAN BESAR? Anda dapat memvisualisasikan GAMBARAN BESAR Anda? Anda dapat melihat GAMBARAN BESAR Anda ? Apakah gambaran yang jelas? Apakah Anda mengambil tindakan terhadap GAMBARAN BESAR Anda? Apakah Anda menjadi ahli dalam elemen-elemen GAMBARAN BESAR Anda ? Atau anda "terlalu sibuk" untuk melihatnya, karena anda sudah terbelenggu dalam hal - hal yang "KECIL"?

KECIL adalah berjuang untuk mobil baru, atau tujuan materi lainnya. KECIL adalah menghabiskan waktu Anda adalah menghabiskan waktu untuk merencanakan satu minggu liburan atau khawatir tentang " angka" Anda.

Saya melihat quote beberapa hari yang lalu yang memberi saya suatu pemikiran AHA! Mungkin akan berlaku yang sama untuk Anda. "Orang berpikir saya disiplin. Ini bukan disiplin. Ini adalah komitmen. Ada perbedaan yang besar." Luciano Pavarotti, penyanyi opera 1935-2007.

Menarik bagi saya ternyata dalam seni ada untuk dedikasi yang besar dan komitmen mereka terhadap prosesnya. Mereka mencintai apa yang mereka lakukan, dan mereka secara emosional didorong untuk melakukan yang terbaik setiap hari. Dan mereka berlatih untuk mencapai puncaknya dikatakan sebagai keberuntungan.

Mereka memiliki visi tentang kinerja mereka jauh sebelum tampil, mereka berpikir tentang kinerja mereka jauh sebelum mereka jalankan, dan mereka berlatih untuk menyempurnakan kemampuan mereka dengan tujuan meng-akselerasikan karir.

Berikut adalah beberapa pemikiran yang akan membantu Anda dan visi Anda berpikir:
* Jika Anda mendedikasikan lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan pembelajaran, uang akan mengikuti.
* Jika Anda menyukai apa yang anda lakukan, uang akan mengikuti.
* Jika Anda cukup membantu masyarakat, uang akan mengikuti.
* Jika Anda adalah yang terbaik pada apa yang anda lakukan, uang akan mengikuti.

Dedikasikan waktu Anda untuk pengembangan diri sendiri pada bidang di luar penjualan. Mengambil komitmen pada diri sendiri untuk memberikan nilai dan menjadi yang terbaik dari diri Anda untuk pelanggan Anda. Ambil prestasi demi prestasi dalam karir Anda, tidak hanya membuat panggilan penjualan lebih banyak.

Jadi...
Apa yang Anda lihat ?
Apa yang Anda pikirkan?

Salam Damai Sejahtera,


Anton Karya
Salesmanship Motivator / Sales Trainer
http://thewarriorways.com - 1st Place for Sales Training and Motivation
0818922388 / 02132122188

Sabtu, Maret 21, 2009

THE DIVINE SALEMANSHIP

Dear temans semua,

Akhir pekan yang indah sepertinya hari ini. Walaupun tadi malam tidur jam 3.00 pagi, sedang exciting belajar tentang internet marketing apalagi dengan berita dibukanya Clickbank untuk Indonesia menjadikan Inet Marketing sesuatu yang sangat menarik.

Saya belum mau membahas hal itu ( berhubung masih newbie juga, hehehe...) Saya mau share aja hal yang terus menerus muncul di kepala saya selama satu minggu ini. Sejak minggu lalu, setelah bersama-sama dengan pak Harry Uncommon dan bu Ietje Guntur dalam rangka kegiatan RUBI, terngiang-ngiang di kepala saya tentang kata THE DIVINE SALESMANSHIP. Terus saja kata ini bergaung di kepala saya. Saya belum terlalu mengerti kata itu, dan oleh karena itu memang sudah menjadi tugas yang seperti dipercayakan kepada saya lewat unconcious saya. Hmmm...

DIVINE itu berhubungan dengan keabadian, kesucian, keagungan, dan sebagainya. Sebuah penggambaran yang dibayangkan sebagai unsur yang tertinggi dalam kehidupan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan effort yang cukup keras dan meninggalkan keduniawian. SALESMANSHIP adalah sebuah tanggung jawab secara moral untuk mengembangkan kemampuan menjual yang dibarengi dengan attitude atau sikap yang baik. DIVINE SALESMANSHIP adalah penerimaan tanggung jawab moral untuk menjadi penjual yang menjunjung tinggi nilai keabadian.Nilai keabadian yang dimaksud disini adalah martabat yang mulia, yang berfokus pada mengembangkan kehidupan sesama manusia melalui profesi Sales person dengan menggunakan produk atau jasa yang dijual sebagai alatnya.

Sales person yang sudah mencapai tingkatan DIVINE ini tidak perduli dengan karir atau uang lagi. Mereka hanya ingin membantu sesama mereka, secara bertanggung jawab, dengan terlebih dahulu memakai produk atau jasa yang mereka jual. Kalau manfaat yang mereka rasakan itu memang seperti apa yang tertera pada kemasan atau keterangannya, mereka baru mau memasarkan produk tersebut. Bukan lagi hanya menjadi objek dari perusahaan tempat mereka bekerja atau bekerja sama, melainkan sebagai subjek dari penjualan itu sendiri. Disini benar-benar kepercayaan dari konsumen akan terbentuk, karena bukti nyata ada di depan mata mereka. Unconcious sang DIVINE SALES PERSON akan berkomunikasi langsung dengan unconcious prospect. Pancaran sinar kejujuran dan ketulusan akan terlihat memancar dari dalam sehingga menghadirkan perasaan yang damai dalam hati prospect atau klien mereka. Oh ya, satu hal lagi yang keluar dari unconcious saya, diingatkan bahwa para DIVINE SALES PERSON ini dengan sengaja, tanpa paksaan atau keharusan dari perusahaan tempat mereka bekerja atau bekerja sama, membeli sendiri dari kantong mereka dan menggunakan produk dan jasa yang mereka pasarkan. Kenapa begitu ? Biar mereka merasakan sensasi yang mirip dengan apa yang dirasakan para konsumen mereka.

Pastinya nanti ada pendapat yang keluar seperti ini,"Kalau barang yang dijual mahal, misal mobil mewah, rumah, atau apapun yang harganya sangat-sangat mahal, bagaimana sanggup mereka membeli ?" Sebetulnya, yang ideal adalah seperti ini. Seorang sales person yang baik adalah seorang yang mengerti betul luar dalam dari lingkungan pada segment tempat mereka memasarkan produk dan jasanya. Makanya akan lebih baik kalau Sales person berasal dari lingkungan itu. Sekali lagi, kita bicarakan DIVINE SALESMANSHIP, dimana UANG DAN JABATAN KARIR bukan tujuan lagi. Permasalahannya, pasti ada masalahnya, penjual untuk kalangan tersebut biasanya dari 1 sampai 3 level dibawah dari lingkungan tersebut. Yang jelas masih mengejar komisi sebagai salah satu dari 5-10 prioritas utama dalam hidupnya saat itu. Nah, adakah cara untuk mereka ini bisa mencapai DIVINE SALESMANSHIP LEVEL ?

Salam Damai Sejahtera,

Anton Karya
Salesmanship Motivator
http://www.thewarriorways.com
0818922388 / 02132122188


Sent from my WarriorBerry®

Jumat, Maret 20, 2009

Kesederhanaan untuk Kelimpahan ( Asumsi itu pedang mata dua...)

Tengah hari bolong, jam makan siang orang kantoran, seorang pria yang berpakaian T Shirt kusam dan celana pendek sampai lutut memasuki sebuah toko berlian. Pria itu melihat-lihat etalase di dalam toko berlian tersebut. " Hmm, ini kelihatannya bagus sekali..." kata pria itu dalam hatinya. Ia pun segera mendongakkan mukanya, mencari pramuniaga toko tersebut untuk mencari informasi tentang sebuah cincin berlian. Sayangnya, tidak ada satupun yang berdiri di dekat pria itu. Pria itu memutar badannya melihat ke arah belakang punggungnya. Ternyata ada seorang pramuniaga yang, ada disana tetapi memandang keluar toko tersebut, memperhatikan orang yang lalu lalang. Pria itu pun segera menghampiri pramuniaga tersebut. " Mba, saya mau tanya dong tentang cincin berlian disitu..." kata pria tersebut. " Semua sudah ada di etalase itu koq pak..." sahut sang pramuniaga itu, berbarengan dengan senyum yang sangat terlihat dipaksakan. " Oh ya, itu yang mau saya tanyakan, soalnya saya kurang mengerti mba. Boleh tolong bantu saya ?" pinta pria itu. Dengan langkah yang berat, sang pramuniaga mendahului pria tersebut menuju etalase cincin berlian tersebut.
" Pak, ini cincin emas putih, dengan berlian 0.5 carat...Harganya 10 juta...Cukup jelas disini tertulis pak..."
" Oh, begitu ya mba...Harganya tidak bisa kurang lagi ya ? Saya mau berikan hadiah untuk istri saya..."
"Pak, kalau disini harganya sudah segitu saja, lagi tidak ada program diskon. Tidak bisa ditawar..." sahut sang Pramuniaga dengan senyum, tetap ketus." Maaf ya pak, ada pengunjung lain yang harus dilayani. Kalau masih ada yang mau ditanyakan, nanti saya kembali lagi kesini..."
Baru saja pria itu membuka bibirnya untuk menjawab, sang pramuniaga sudah berjalan menuju pengunjung yang baru saja memasuki toko tersebut.
Sang pria itu, tersenyum. Kembali ia melihat ke etalase tersebut dan ia termenung disana untuk beberapa lama. Akhirnya sang manajer toko tersebut melihat pria tersebut, lalu menghampirinya," Sudah ada yang membantu pak ?" Agak terkejut, pria itu menjawab," Oh...sudah...sudah...tadi mba itu sudah membantu saya..." sambil jari telunjuknya diarahkan perlahan ke tempat dimana pramuniaga itu berdiri. " Ada lagi pak yang bapak perlukan ? " kembali sang manajer bertanya.
"Ya mas, saya mau beli cincin ini...dan tolong anggap saja mba itu yang menjual kepada saya"
" Begitu pak...Baiklah kalau begitu..."
" Oh ya pak, notanya atas nama siapa...?"
Dan terkagetlah sang manajer toko tersebut mendengar nama itu. Nama yang dikenalnya sebagai pemilik jaringan toko diskon yang terkenal dan ada di seluruh pelosok negeri. Sang manajer akhirnya benar-benar melihat, kesederhanaan pria yang selama ini hanya terdengar di surat kabar.

***************
Kekayaan tidaklah berhubungan langsung dengan kesederhanaan. Asumsi Anda berbahaya untuk kelangsungan baik karir maupun keuangan Anda. Melayani adalah tugas semua penjual dan tidak perlu Anda pilih, sebab Anda tidak pernah tahu isi dompet maupun rekening prospect Anda khan ?


Salam Damai Sejahtera,

Anton Karya
Salesmanship Motivator
http://www.thewarriorways.com
0818922388 / 02132122188


Sent from my WarriorBerry®

Kamis, Maret 12, 2009

It’s election time and your customers are voting…

I wish I had a dollar for every salesperson who bragged to me about how GREAT their relationships are with their customers, and then lost a sale because they weren’t the lowest price or lowest bid.

I would be a multi-millionaire.

Every time your customers buy from you, they’re telling you, “You win. We elected you vendor and we’re voting with our dollars, our money.” Is that sweet or what? Real sweet. Unless you don’t win.

It’s a double loss. You lose, and the competition is celebrating. Reality bites.

Most of your customers have more than one vendor selling them the same product. Some have several. So you may have a customer, but not all their business. All their wallet. It’s even referred to as “wallet share.”

Voting decisions are based on either history or trust or both.

Those decisions are formulated from the following criteria:
• Ease of doing business
• Belief in product
• Perceived value of product
• Reliability of product (quality x use)
• Durability of product
• Reputation of product
• On-time delivery exactly when I need it, where I need it
• Correctness of order
• Correctness of billing
• Ease of return
• Ease of order add on
• Ease of order change
• Friendliness of people
• Performance comparison of product
• Customer’s belief in company
• Customer’s belief in salesperson
• Response to service needs
• Response of salesperson
• Trustworthiness of total package

And you thought it was price.

No, price is only the issue in the absence of value.

FIND THE VOTING ISSUES: Those are issues that cause decisions to be made. And if those voting issues are more important than the decision not to buy the item, the vote will be made to purchase the item. And money will follow.

As a salesperson, I have given you the issues of consideration when someone is considering a new purchase from you. I recommend you work these elements into your presentation in a way that answers concerns before they arrive.

Each time you answer a concern, you build credibility. Build enough credibility and the prospect will feel secure enough, and believe and trust you enough, to buy.

NOTE: The list above is not applicable in all buying situations. Your job is to determine which of them fits your situation, and then create a winning strategy around them. None of these purchasing issues or concerns are complex – but when answered and addressed properly, they will lead to a favorable, value-based decision.

NOTE WELL: Sometimes you’re dealing with procurement or purchasing and price is THE issue. Your job in sales is to build relationships with decision makers in any department BUT these.

NOTE VERY WELL: This may be a reorder (better known as a sales, service, value report card). From the time of your first sale, your report card begins. The next order will depend on the following key elements:
1. Was your product or service delivered on time?
2. Were all of your promises kept?
3. Were service or accounting issues resolved favorably?
4. Did you follow up after the service?
5. Is it easy to find anyone in your company (at any time)?
6. Did you stay in contact with the customer on a regular basis in between sales with some kind of value message?
6.5 How accessible and responsive were you?
I have just barraged you with facts and questions. Many are uncomfortable. But none are so challenging that they can’t be answered in a belief building way.

When a customer decides to buy from you. When they decide that for whatever reason, you are chosen, they vote with their money. And there is only one way to count that vote – tally up your bank account.

Halo Anton...

*Nama:
*E-mail:
* wajib diisi
Pesan